Pagi Sahabat.....
Ternyata saya sudah lama sekali tidak ngisi blog ya.... Awal bulan ini saya sudah terlalu fokus untuk menyambut liburan pertama si kakak dari pesantren. Segala sesuatu pasti dihubungkan dengan si kakak. Begitu si kakak libur, gak sempat deh ngintip blog. Sukanya cuma lihat aktivitas dan ngobrol sama si kakak full selama 8 hari.
Eh ya si Kakak, sekarang sedang menuntut ilmu di Gontor Putri 5, di Kandangan, Kediri. sebenarnya nama resmi pondok ini adalah Pondok Modern Darussalam Gontor Putri Kampus 5 Kediri. Pondok ini merupakan cabang kelima dari Gontor Putri 1 yang ada di Mantingan, Ngawi, Jawa Timur. Dan tetap berada dibawah pengasuhan Pondok Gontor Pusat di Ponorogo. Nah biar praktis, pondok ini biasa disebut dengan GP5
Panjang ya penjelasannya..... memang panjang sahabat, saya saja mau bercerita tentang Gontor juga bingung. Saking banyaknya materi dan saking luasnya lokasi hehehe.... Jadi teringat waktu terbengong-bengong saat mendaftarkan si kakak di Gontor Putri 1. Sebelum lanjut cerita, saya ingin nulis disclaimer dulu ya, bahwa tulisan saya tentang Gontor ini hanya berdasar pengalaman saya sebagai walisantri dan hasil membaca dari berbagai sumber tentang Gontor. Jadi mohon maaf apabila ada kesalah informasi. Informasi yang resmi silakan mengunjungi wesite resmi Gontor ya...disini
Sekilas GP 5 (Sumber Majalah Gontor, Edisi Khusus 90 tahun Gontor)
Gontor Putri 5 ini berada di Dusun Bobosan, Desa Kemiri, Kecamatan Kandangan, Kediri, Jawa Timur. Pondok berdiri diatas lahan seluas 5,5 hektar, yang merupakan tanah wakaf dari ibu Hj Halimah pada tanggal 5 September 2006. Saat awal berdiri fasilitas bangunan pondok terdiri dari 10 lokal, ruang penerimaan tamu, Depot latansa, koperasi pelajar, kafe serta dapur umum santri. Saat ini sudah ada tambahan bangunan yakni koperasi dapur guru, jemuran guru, 2 rumah guru dan ruang penerimaan tamu.
Ketika pondok pertama kali didirikan, Pimpinan Pondok menunjuk Ustadz H. Agus Mulyana S.Ag sebagai pengelola dan pengasuh Gontor Putri 5. Pada saat itu Ustadz Agus dibantu oleh 2 ustadz, serta 11 ustadzah sebagai staf pengajar. Jumlah santriwati saat pembukaan adalah 150 orang yang merupakan pindahan dari Gontor Putri 2. Sekarang pengasuhan pondok telah diestafetkan kepada Ustadz Drs H Hamim Syuhada MA.
Jumlah santri juga semakin bertambah dari tahun ke tahun, saat ini jumlah santriwati GP 5 sebanyak 1164 santri. Sedangkan gurunya sebanyak 130 tenaga pengajar.
Semoga bermanfaat ^-^
Juwita Ratnasari
Tutorial menjahit
Selasa, 20 Desember 2016
Rabu, 07 Desember 2016
Sepatu jahit overcasting
Selamat malam sahabat......
Saya lagi senang nih, karena berhasil membuat tali tas dengan jahitan tepi yang lurus tanpa susah payah. Bukan karena skill saya yang meningkat, tapi karena iseng menggunakan sepatu overcasting dan berhasil......
Sebenarnya sepatu overcasting ini fungsi utamanya adalah untuk jahitan semi obras atau semi neci, tapi pas dicoba untuk menjahit bagian tepi tali tas ternyata hasilnya mantap. Jadi buat yang agak-agak males menjahit lurus, bisa dicoba menggunakan teknik ini.
Oh ya, untuk menjahit tepi tas ini saya menggunakan sepatu overcasting janome, yang memang menjadi asesoris resmi saat saya membeli janome HD 3000. Nah saat saya mencoba menggunakan sepatu overcasting merk freya, hasilnya kurang pas. Karena bagian jahitan terlalu mepet ke pinggir, sehingga beberapa kali saya mengalami bagian tepi tidak terjahit. Ketika jarum jahit digeser ke arah luar untuk memperlebar jarak jahitan, jarumnya membentur bagian besi yang berfungsi saat digunakan untuk menjahit semi obras.
Berbeda dengan sepatu overcasting janome, karena bagian tengahnya bukan besi utuh, tapi 2 kawat kecil sejajar maka ada ruang kosong yang bisa digunakan untuk menjahit. Jadi untuk menjahit tepi ini, sementara sepatu jahit freya saya istirahat dulu.
Semoga bermanfaat ^-^
Selasa, 06 Desember 2016
Mencoba Bahan Pelapis Tas
Sore semuanya....
Setelah mentok mencoba membuat pola, baju, akhirnya saya menghibur diri sejenak untuk kembali ke habitat menjahit tas dan dompet.
Kali ini saya mencoba-coba untuk membandingkn bahan pelapis tas. Selama ini, kalau membuat tas atau dompet saya hanya menggunakan bahan viselin atau kain keras. karena hanya menggunakan satu bahan, hasilnya ya gitu-gitu saja, belum berkembang. Padahal kepingin banget bisa bikin tas atau dompet yang keren dan mulus kayak di etsy atau pinterest, tapi dengan modal bahan yang ada di sekitar saya.... Sadar diri sih, peluangnya kecil. Tapi kalau nggak dicoba, kan sayang....
Dan akhirnya saya mencoba tiga bahan pelapis untuk dibuat dompet dan tas
Setelah mentok mencoba membuat pola, baju, akhirnya saya menghibur diri sejenak untuk kembali ke habitat menjahit tas dan dompet.
Kali ini saya mencoba-coba untuk membandingkn bahan pelapis tas. Selama ini, kalau membuat tas atau dompet saya hanya menggunakan bahan viselin atau kain keras. karena hanya menggunakan satu bahan, hasilnya ya gitu-gitu saja, belum berkembang. Padahal kepingin banget bisa bikin tas atau dompet yang keren dan mulus kayak di etsy atau pinterest, tapi dengan modal bahan yang ada di sekitar saya.... Sadar diri sih, peluangnya kecil. Tapi kalau nggak dicoba, kan sayang....
Dan akhirnya saya mencoba tiga bahan pelapis untuk dibuat dompet dan tas
- Bahan kain keras yang berperekat , jenis kain agak tebal
- Bahan kain flanel
- Bahan kain keras tanpa perekat
- Gabungan bahan kain keras berperekat yang tipis + kain flanel.
Mohon maaf ya, tidak bisa menyebutkan bahannya secara spesifik. Saya beli bahannya di toko yang terdekat dengan tempat tinggal saya. Dan penjualnya gak kasih info yang jelas. Jadi sementara ya pakai apa adanya saja.....
Dan hasilnya adalah
- Kain Keras Berperekat Tebal, hasilnya lumayan, tapi tas masih belum bisa tegak banget.masih belum sesuai dengan yang saya harapkan sih. Proses pengerjaan dengan bahan ini relatif mudah
- Bahan Kain Flanel, hasilnya dompet yang empuk dan nyaman dipegang. Tapi tidak bisa terlihat tegak, hasil terkesan lemes. Kurang tegak. Proses pengerjaan relatif mudah.
- Bahan kain keras tanpa perekat, hasilnya bagus lumayan tegak. Saya senang dengan tampilannya, tapi proses jahitnya lumayan ribet. Berharap bisa ketemu kain keras yang kerasnya seperti jenis ini tetapi ada perekatnya... dan benang saya sering putus saat menjahit kain keras ini. Tapi memang jenis benang yang saya gunakan memang jenis yang kurang bagus kualitasnya.
- Gabungan Kain keras berperekat tipis dan kain flanel. Diantara keempat percobaan saya, ini yang hasilnya paling saya sukai. Kekurangannya pada pengerjaannya yang relatif lebih ribet. Tetapi dengan hasil yang diperoleh, masih seimbang lah. Keribetan seimbang dengan harga bahan dan hasil ^-^
Masih pingin sih, mencoba bahan lain. Semoga bisa segera menemukan toko yang menjual bahan craft dengan harga dan jenis yang bersahabat dengan kantong.
Semoga bermanfaat ^-^
Semoga bermanfaat ^-^
Desperate Habis Deh.....
Siang Sahabat.....
Lagi desperate habis nih.....
Bukan hanya gak mood, tapi juga kehilangan ide total. dua hari ini gak ngelakuin apa-apa. Hanya buka-buka buku belajar pola dasar, sama browsing nyari tulisan tentang pembuatan pola dasar. Hiks....
Gak tahu nih, kayaknya target aku yang terlalu tinggi yang tidak seimbang dalam kemampuan, untuk segera mengeksekusi kain untuk dibikin dress. Sementara aku juga ingin project untuk pouch dan tas lancar jaya.... terus pingin bisa update blog secara teratur dengan content yang ciamik.... hahahaha.....
Tuh kan ketahuan, sepertinya saya memang emak maruk yang tidak bisa mengukur diri deh. Cita-cita yang tidak bisa diimbangi dengan kemampuan nih, yang bikin gak beres semua rencana.
Kayaknya yang bikin desperate habis tuh, gara-gara pingin punya blog tutorial yang kece badai kayak blogger-blogger senior yang tutorialnya sama foto-fotonya keren banget. Sepertinya saya harus menguatkan diri untuk tampil apa adanya dulu, meskipun hanya bisa menampilkan foto dan tulisan seadanya gak perlu berkecil hati dulu. Sambil berusaha agar dengan berjalannya waktu nanti bisa bikin blog menjahit yang kece badai.....
Tetap semangat...... ^-^
Lagi desperate habis nih.....
Bukan hanya gak mood, tapi juga kehilangan ide total. dua hari ini gak ngelakuin apa-apa. Hanya buka-buka buku belajar pola dasar, sama browsing nyari tulisan tentang pembuatan pola dasar. Hiks....
Gak tahu nih, kayaknya target aku yang terlalu tinggi yang tidak seimbang dalam kemampuan, untuk segera mengeksekusi kain untuk dibikin dress. Sementara aku juga ingin project untuk pouch dan tas lancar jaya.... terus pingin bisa update blog secara teratur dengan content yang ciamik.... hahahaha.....
Tuh kan ketahuan, sepertinya saya memang emak maruk yang tidak bisa mengukur diri deh. Cita-cita yang tidak bisa diimbangi dengan kemampuan nih, yang bikin gak beres semua rencana.
Kayaknya yang bikin desperate habis tuh, gara-gara pingin punya blog tutorial yang kece badai kayak blogger-blogger senior yang tutorialnya sama foto-fotonya keren banget. Sepertinya saya harus menguatkan diri untuk tampil apa adanya dulu, meskipun hanya bisa menampilkan foto dan tulisan seadanya gak perlu berkecil hati dulu. Sambil berusaha agar dengan berjalannya waktu nanti bisa bikin blog menjahit yang kece badai.....
Tetap semangat...... ^-^
Jumat, 02 Desember 2016
Ukuran Tali Tas
Pagi sahabat...
Saya sedang kembali ke minat awal nih, rencana membuat gamis sementara tertunda dulu karena dapat pesanan membuat totebag dan aneka dompet dari kain polos. Pesanan kali ini, untuk totebagnya berukuran customized sehingga saya harus membuat ukuran sendiri.
Saat mengukur sendiri, baru terasa ternyata membuat ukuran tali tas yang standard itu susah-susah gampang ya...., akhirnya dari pada bingung saya mencoba searching untuk ukuran tali tas standard. Dan ketemulah dari salah satu situs berbahasa inggris. Sayangnya saya waktu nyari tidak langsung saya simpan situs aslinya (kebiasaan buruk deh). Saya hanya mencatat di buku saya ukuran-ukurannya...
Nah berikut ukuran tali tas nya...
Menghitung Kebutuhan Lebar Tas
Untuk mengukur lebar tas, kebutuhan kainnys 4 kali ari hasil akhir yang diinginkan. Sebagai contoh, untuk tali ukuran 1/2 inch, maka kita membutuhkan kain selebar 2 inch. Untuk tali ukuran 1 inch dibutuhkan kain selebar 4 inch, demikian seterusnya. Sesuaikan dengan kebutuhan tali yang kita inginkan.
Macam Panjang Tali Tas
- Wrist strap (Tali yang ada di dompet). Untuk wrist strap ini biasanya membentuk ukuran lubang sekitar 5 inch, sedangkan panjang tali yang dibutuhkan sekitar 10-12 inch.
- Tali Pendek untuk Pegangan Tas. Untuk tali pegangan tas, ukuran yang biasa digunakan antara 12-20 inch disesuaikan dengan model tas.
- Tali lengan (shoulder strap). Tali lengan biasanya menggunakan ukuran panjang 30 inch.
- Tali lengan panjang. Untuk tali lengan panjang, tapi tidak difungsikan untuk tali silang ukuran yang dipakai adalah 40 inch.
- Tali Panjang Silang (Cross Body Strap). Untuk cross body strap panjang yang dibutuhkan sekitar 50 inch.
Semoga bermanfaat ^-^
Saya sedang kembali ke minat awal nih, rencana membuat gamis sementara tertunda dulu karena dapat pesanan membuat totebag dan aneka dompet dari kain polos. Pesanan kali ini, untuk totebagnya berukuran customized sehingga saya harus membuat ukuran sendiri.
Saat mengukur sendiri, baru terasa ternyata membuat ukuran tali tas yang standard itu susah-susah gampang ya...., akhirnya dari pada bingung saya mencoba searching untuk ukuran tali tas standard. Dan ketemulah dari salah satu situs berbahasa inggris. Sayangnya saya waktu nyari tidak langsung saya simpan situs aslinya (kebiasaan buruk deh). Saya hanya mencatat di buku saya ukuran-ukurannya...
Nah berikut ukuran tali tas nya...
Menghitung Kebutuhan Lebar Tas
Untuk mengukur lebar tas, kebutuhan kainnys 4 kali ari hasil akhir yang diinginkan. Sebagai contoh, untuk tali ukuran 1/2 inch, maka kita membutuhkan kain selebar 2 inch. Untuk tali ukuran 1 inch dibutuhkan kain selebar 4 inch, demikian seterusnya. Sesuaikan dengan kebutuhan tali yang kita inginkan.
Macam Panjang Tali Tas
- Wrist strap (Tali yang ada di dompet). Untuk wrist strap ini biasanya membentuk ukuran lubang sekitar 5 inch, sedangkan panjang tali yang dibutuhkan sekitar 10-12 inch.
- Tali Pendek untuk Pegangan Tas. Untuk tali pegangan tas, ukuran yang biasa digunakan antara 12-20 inch disesuaikan dengan model tas.
- Tali lengan (shoulder strap). Tali lengan biasanya menggunakan ukuran panjang 30 inch.
- Tali lengan panjang. Untuk tali lengan panjang, tapi tidak difungsikan untuk tali silang ukuran yang dipakai adalah 40 inch.
- Tali Panjang Silang (Cross Body Strap). Untuk cross body strap panjang yang dibutuhkan sekitar 50 inch.
Semoga bermanfaat ^-^
Selasa, 29 November 2016
Praktek Pola Gamis 2
Malam Sahabat......
Melanjutkan cerita tentang pengalaman saya praktek bikin pola baju ya.....
Kali ini saya, mencoba membuat pola gamis dari pola yang dibagikan oleh Ummu Shofie disini
Dan seperti praktek saya yang pertama, saya juga hanya membuat pola atasannya saja.
Dan hasilnya, untuk ukuran badan buat saya pola ini sangat nyaman. Karena polanya sudah dimodifikasi dengan ditambah beberapa senti, di bagian depan dan belakang. Tapi pada bagian lengan, terasa sempit. Saya belum tahu, apakah ini efek pola atau efek pengukuran yang saya lakukan. Karena saat melakukan penyambungan bagian lengan ke bagian badan ukuranyya tidak pas. Kerung lengan yang saya buat, terlalu kecil bila dibandingkan dengan pola lengan.
Sehingga modellengan yang saya hasilkan bukan lengan licin seperti yang tertulis di pola, justru menjadi pola lengan kerut. Karena adanya kelebihan lebar kain pada bagian lengan.
Rencananya saya ingin mengulang membuat lagi. Dengan melakukan pengukuran ulang, memulai lagi dari awal. Sehingga saya bisa membandingkan dengan hasil saya kali ini
Semoga bermanfaat ^-^
Melanjutkan cerita tentang pengalaman saya praktek bikin pola baju ya.....
Kali ini saya, mencoba membuat pola gamis dari pola yang dibagikan oleh Ummu Shofie disini
Dan seperti praktek saya yang pertama, saya juga hanya membuat pola atasannya saja.
Dan hasilnya, untuk ukuran badan buat saya pola ini sangat nyaman. Karena polanya sudah dimodifikasi dengan ditambah beberapa senti, di bagian depan dan belakang. Tapi pada bagian lengan, terasa sempit. Saya belum tahu, apakah ini efek pola atau efek pengukuran yang saya lakukan. Karena saat melakukan penyambungan bagian lengan ke bagian badan ukuranyya tidak pas. Kerung lengan yang saya buat, terlalu kecil bila dibandingkan dengan pola lengan.
Sehingga modellengan yang saya hasilkan bukan lengan licin seperti yang tertulis di pola, justru menjadi pola lengan kerut. Karena adanya kelebihan lebar kain pada bagian lengan.
Rencananya saya ingin mengulang membuat lagi. Dengan melakukan pengukuran ulang, memulai lagi dari awal. Sehingga saya bisa membandingkan dengan hasil saya kali ini
Semoga bermanfaat ^-^
Selasa, 22 November 2016
Praktek Pola Gamis Praktis
Malam sahabat......
Setelah beberapa waktu sibuk mengumpulkan berbagai macam pola gamis, akhirnya saya memberanikan diri untuk mempraktekan langsung teori pembuatan gamis ini. Saya berencana untuk mencoba beberapa pola yang ada. Dan pilihan pertama saya, adalah pola praktis yang diberikan Ibu Tien dari sini.
Pola ini,adalah pola yang paling sederhana diantara pola gamis yang ada di internet. Karena ini pengalaman pertama saya membuat baju sendiri dengan mengukur ukuran badan saya juga mandiri, maka untuk memperkecil resiko kegagalan saya hanya mencoba pola bagian atas saja. Rencananya pola bagian bawah akan saya lanjutkan setelah saya menemukan pola badan atas. (Foto hasil pola menyusul ya...)
Dan hasilnya.....dari praktek pertama saya ini ternyata pola praktis ini kurang sesuai untuk saya gunakan. Mungkin karena badan saya yang ukurannya kalau membeli baju diantara L atau XL, jadinya saya tidak bisa menggunakan pola ini. Karena yang saya rasakan hasil praktek pola ini menghasilkan atasan yang kesempitan. Tapi saya masih penasaran dengan pola ini. Saya berencana mencoba pola ini untuk si kakak, yang ukuran bajunya M.
Meskipun gagal di praktek pertama, saya merasakan pola praktis ini sangat bermanfaat bagi saya. Setelah mencoba pola ini saya jadi lebih mudah memahami pola gamis yang cara menghitungnya lebih rumit dari pola ini. Jadi saya sangat merekomendasikan pola ini bagi yang belajar membuat gamis pertama kali.
Semoga bermanfaat ^-^
Setelah beberapa waktu sibuk mengumpulkan berbagai macam pola gamis, akhirnya saya memberanikan diri untuk mempraktekan langsung teori pembuatan gamis ini. Saya berencana untuk mencoba beberapa pola yang ada. Dan pilihan pertama saya, adalah pola praktis yang diberikan Ibu Tien dari sini.
Pola ini,adalah pola yang paling sederhana diantara pola gamis yang ada di internet. Karena ini pengalaman pertama saya membuat baju sendiri dengan mengukur ukuran badan saya juga mandiri, maka untuk memperkecil resiko kegagalan saya hanya mencoba pola bagian atas saja. Rencananya pola bagian bawah akan saya lanjutkan setelah saya menemukan pola badan atas. (Foto hasil pola menyusul ya...)
Dan hasilnya.....dari praktek pertama saya ini ternyata pola praktis ini kurang sesuai untuk saya gunakan. Mungkin karena badan saya yang ukurannya kalau membeli baju diantara L atau XL, jadinya saya tidak bisa menggunakan pola ini. Karena yang saya rasakan hasil praktek pola ini menghasilkan atasan yang kesempitan. Tapi saya masih penasaran dengan pola ini. Saya berencana mencoba pola ini untuk si kakak, yang ukuran bajunya M.
Meskipun gagal di praktek pertama, saya merasakan pola praktis ini sangat bermanfaat bagi saya. Setelah mencoba pola ini saya jadi lebih mudah memahami pola gamis yang cara menghitungnya lebih rumit dari pola ini. Jadi saya sangat merekomendasikan pola ini bagi yang belajar membuat gamis pertama kali.
Semoga bermanfaat ^-^
Unboxing Janome HD 3000 bagian 1
Setelah menunggu, dan berjuang dengan berbagai cara yang halal akhirnya Janome HD 3000 sampai juga di rumah. Saya membeli si Janome HD 3000 ini di Lazada dari toko Service Jaya Supply, kebetulan pada waktu itu sang pemilik toko sedang memberikan program discount dan bonus starter tool kit. Terus dari pihak lazada memberikan bonus discount ongkos kirim. Nah lho.... gimana saya nggak bahagia. Kan lumayan uang discountnya bisa buat belanja bawang sama cabe hehehe.....
Paket dibungkus plastik bubble |
Penampakan paketnya, dibungkus rapi dengan bubble wrap....
Janome dalam kardus |
Janome HD 3000 |
Cover Janome 3000 |
Posisi handle saat diangkat |
Posisi handle saat ditutup |
Untuk detail yang lainnya saya bahas di bagian 2 ya.... sekarang cerita yang ada di dalam kardus dulu.
Pedal Janome HD 3000 |
Pedal janome ini cukup besar, kalau dibandingkan dengan pedal lama saya.
Buku instruksi, kartu garansi dan pengantar dari toko SJS |
Perlengkapan bawaan dari Janome HD 3000 |
Hadiah dari SJS |
Itu dulu ya...sahabat. Detilnya menyusul....
Semoga bermanfaat ^-^
\\\\\\
\\\\\\
Sabtu, 19 November 2016
Teknik Pemasangan Tutup Tarik Tersembunyi
Sumber artikel dari sini
Tutup tarik ini pada umumnya dipakai pada belahan belakang baju kurung, gaun, rok, blus, dan sebagainya. Jenis tutup tarik ini sering disebut dengan istilah restleting jepang, sepatu mesin yang dipakai adalah sepatu khusus yang mempunyai dua lekukan gigi tutup tarik.
Teknik pemasangannya, yaitu :
(1) Letakan tutup tarik pada bagian dalam pakaian dan dijelujur bagian kiri dan bagian kanan tepat pada pinggir gigi, lalu di jahit dengan memakai sepatu khusus dan gigi tutup tarik tepat masuk ke tempat lekukan sepatu mesin kiri, sampai ujung tutup tarik 3 cm melewati titik bukaan
(2) Jahit bagian sisi yang lain pada tutup tarik
(3) Tutup tutup tarik, bila memakai lapisan jahit lapisan dalam kira-kira 0,5 cm dekat gigi tutup tarik. Jahit pada kampuh bahan utama dan tidak menembus bagian luar
(4) Jahitan tutup tarik tidak tampak pada bagian luar
Semoga bermanfaat ^-^
Tutup tarik ini pada umumnya dipakai pada belahan belakang baju kurung, gaun, rok, blus, dan sebagainya. Jenis tutup tarik ini sering disebut dengan istilah restleting jepang, sepatu mesin yang dipakai adalah sepatu khusus yang mempunyai dua lekukan gigi tutup tarik.
Teknik pemasangannya, yaitu :
(1) Letakan tutup tarik pada bagian dalam pakaian dan dijelujur bagian kiri dan bagian kanan tepat pada pinggir gigi, lalu di jahit dengan memakai sepatu khusus dan gigi tutup tarik tepat masuk ke tempat lekukan sepatu mesin kiri, sampai ujung tutup tarik 3 cm melewati titik bukaan
(2) Jahit bagian sisi yang lain pada tutup tarik
(3) Tutup tutup tarik, bila memakai lapisan jahit lapisan dalam kira-kira 0,5 cm dekat gigi tutup tarik. Jahit pada kampuh bahan utama dan tidak menembus bagian luar
(4) Jahitan tutup tarik tidak tampak pada bagian luar
Semoga bermanfaat ^-^
Teknik Pemasangan Tutup Tarik Asimetri
Sumber artikel dari sini
Tempat pemasangan pada tutup tarik asimetris ini sama dengan tutup tarik simetris. Teknik pemasangannya, yaitu :
(1) Tutup tarik disetik menelengkup pada bagian kiri kurang lebih 2 mm dari tanda kampuh
(2) Tutup tutup tarik dan balikan ke bagian atas, membentuk lipit kecil di belakang kampuh jahitan. Jahit lurus lipatan menjadi barisan jahitan baru
(3) Kembangkan kampuh dan rapikan, kemudian setik bagian kanan kurang lebih ¾ s.d 1 cm dengan posisi tutup tarik bagian luar menghadap keatas
(4) Lepas setikan jahitan bantuan untuk membuka tutup tarik
Semoga bermanfaat ^-^
Tempat pemasangan pada tutup tarik asimetris ini sama dengan tutup tarik simetris. Teknik pemasangannya, yaitu :
(1) Tutup tarik disetik menelengkup pada bagian kiri kurang lebih 2 mm dari tanda kampuh
(2) Tutup tutup tarik dan balikan ke bagian atas, membentuk lipit kecil di belakang kampuh jahitan. Jahit lurus lipatan menjadi barisan jahitan baru
(3) Kembangkan kampuh dan rapikan, kemudian setik bagian kanan kurang lebih ¾ s.d 1 cm dengan posisi tutup tarik bagian luar menghadap keatas
(4) Lepas setikan jahitan bantuan untuk membuka tutup tarik
Semoga bermanfaat ^-^
Teknik Pemasangan Tutup Tarik Simetris
Sumber artikel dari sini
Tutup tarik simetris biasanya dipasangkan pada belahan seperti tengah belakang rok, blus, gaun, dan tengah muka blus.Tutup tarik yang dipakai adalah tutup tarik biasa.
Teknik pemasangannya :
(1) Beri tanda panjang tutup tarik, jahit kampuh pakaian sampai pada batas tutup tarik. Bukakan kampuh dan pres. Letakan tutup tarik pada bagian dalam pakaian, dan semat dari bagian luar pakaian dengan jarak kurang lebih 0.75 cm dari garis tengah belahan
(2) Jahit dengan mesin sisi tutup tarik pada kampuh kiri dan kanan dari bagian dalam pakaian
(3) Jahit dengan mesin tutup tarik dari bagian luar pakaian, mulai dari sisi kiri terus kesisi kanan belahan sehingga terdapat dua lidah yang sama besar
(4) Lepas jahitan perekat belahan untuk membuka retsleiting
Semoga bermanfaat ^-^
Tutup tarik simetris biasanya dipasangkan pada belahan seperti tengah belakang rok, blus, gaun, dan tengah muka blus.Tutup tarik yang dipakai adalah tutup tarik biasa.
Teknik pemasangannya :
(1) Beri tanda panjang tutup tarik, jahit kampuh pakaian sampai pada batas tutup tarik. Bukakan kampuh dan pres. Letakan tutup tarik pada bagian dalam pakaian, dan semat dari bagian luar pakaian dengan jarak kurang lebih 0.75 cm dari garis tengah belahan
(2) Jahit dengan mesin sisi tutup tarik pada kampuh kiri dan kanan dari bagian dalam pakaian
(3) Jahit dengan mesin tutup tarik dari bagian luar pakaian, mulai dari sisi kiri terus kesisi kanan belahan sehingga terdapat dua lidah yang sama besar
(4) Lepas jahitan perekat belahan untuk membuka retsleiting
Semoga bermanfaat ^-^
Penilaian Hasil Jahitan
Sumber artikel dari sini
Penilaian hasil jahitan bertujuan untuk mengetahui hasil praktik apakah sudah memenuhi kriteria yang ditetapkan. Aspek yang dinilai meliputi ketepatan letak dan jatuhnya busana dibadan, kesesuaian busana dengan desain busana, dan kerapihan jahitan secara keseluruhan.
a) Ketepatan letak atau jatuhnya busana dibadan Busana yang baik adalah busana yang tidak sesak dan tidak longgar di badan sehingga tidak mengganggu pergerakan. Bagian- bagian busana seperti kerah, belahan dan saku, letaknya tepat dan seimbang sesuai proporsinya atau berdasarkan desain busana.
b) Kesesuaian busana dengan desain busana Busana yang diragakan disesuaikan dengan desain busananya. Kesesuaian busana dengan desain busana yang dinilai terutama pada siluet, garis hias, bentuk dan proporsi bagian-bagian busana seperti kerah, saku, penempatan kancing, dll
c) Kerapihan jahitan secara keseluruhan Pada saat busana dipakai, kerapihan jahitan hanya bisa dilihat dibagian luarnya saja, yang perlu diperhatikan dari bagian ini setikan berkerut atau tidak, rata atau datarnya kelim, belahan busana dan bagian-bagian busana lainnya. Selanjutnya yang dapat dilihat adalah cara pemasangan tutup tarik, lebar kampuh, jarak tusuk kelim, tiras dan benang yang berlebihan.
Semoga bermanfaat ^-^
Penilaian hasil jahitan bertujuan untuk mengetahui hasil praktik apakah sudah memenuhi kriteria yang ditetapkan. Aspek yang dinilai meliputi ketepatan letak dan jatuhnya busana dibadan, kesesuaian busana dengan desain busana, dan kerapihan jahitan secara keseluruhan.
a) Ketepatan letak atau jatuhnya busana dibadan Busana yang baik adalah busana yang tidak sesak dan tidak longgar di badan sehingga tidak mengganggu pergerakan. Bagian- bagian busana seperti kerah, belahan dan saku, letaknya tepat dan seimbang sesuai proporsinya atau berdasarkan desain busana.
b) Kesesuaian busana dengan desain busana Busana yang diragakan disesuaikan dengan desain busananya. Kesesuaian busana dengan desain busana yang dinilai terutama pada siluet, garis hias, bentuk dan proporsi bagian-bagian busana seperti kerah, saku, penempatan kancing, dll
c) Kerapihan jahitan secara keseluruhan Pada saat busana dipakai, kerapihan jahitan hanya bisa dilihat dibagian luarnya saja, yang perlu diperhatikan dari bagian ini setikan berkerut atau tidak, rata atau datarnya kelim, belahan busana dan bagian-bagian busana lainnya. Selanjutnya yang dapat dilihat adalah cara pemasangan tutup tarik, lebar kampuh, jarak tusuk kelim, tiras dan benang yang berlebihan.
Semoga bermanfaat ^-^
Konsep 5 S Dalam Bekerja
Sumber artikel dari sini
Konsep 5 S menitik beratkan akan pentingnya penataan dan kebersihan di tempat kerja secara berkesinambungan guna meningkatkan efesiensi proses kerja. Istilah 5 S berasal dari huruf pertama istilah dalam bahasa Jepang yaitu seiri,seiton, seiso, seiketsu, dan shitsuke.
Pengertian masing-masing elemen tersebut adalah sebagai berikut :
1) Seiri yaitu ringkas. Menyusun barang-barang atau alat-alat dapat mengelompokkan berdasarkan urutan tingkat kepentingannya sehingga bekerja lebih ringkas.
2) Seiton yaitu rapi. Menyimpan barang ditempat yang tepat yang telah ditentukan sehingga dapat cepat ditemukan pada waktu yang dibutuhkan.
3) Seiso yaitu resik. Barang-barang, peralatan dan lokasi kerja ataupun lingkungan kerja selalu dalam keadaan bersih.
4) Seiketsu yaitu rawat. Melakukan pengulangan kegiatan ringkas, rapi dan resik sebagai kebiasaan.
5) Shitsuke yaitu rajin. Kegiatan ringkas, rapi, resik, rawat dilaksanakan secara disiplin dan menjadi kebiasaan hidup atau menetap dalam diri kita.
Manfaat dari bekerja dengan budaya kerja seperti di atas adalah akan membuat tempat kerja menjadi lebih teratur dan efesien sehingga melakukan pekerjaan lebih mudah dan memberikan rasa senang. Untuk menjahit tangan seperti menjelujur, mensum atau memasang kancing, siapkanlah alat-alat yang sesuai dengan keperluan seperti jarum, kancing, benang, dan sebagainya. Semua alat dan bahan ini ditempatkan pada satu kotak, dan diletakan pada tempat tertentu. Bekerjalah pada tempat yang rapi dan bersih sehingga tidak ada kemungkinan pakaian ternoda. Bila akan mengepres pakaian, siapkanlah meja setrika dan letakkan dekat dengan colokan listrik atau stop kontak
Semoga bermanfaat ^-^
Konsep 5 S menitik beratkan akan pentingnya penataan dan kebersihan di tempat kerja secara berkesinambungan guna meningkatkan efesiensi proses kerja. Istilah 5 S berasal dari huruf pertama istilah dalam bahasa Jepang yaitu seiri,seiton, seiso, seiketsu, dan shitsuke.
Pengertian masing-masing elemen tersebut adalah sebagai berikut :
1) Seiri yaitu ringkas. Menyusun barang-barang atau alat-alat dapat mengelompokkan berdasarkan urutan tingkat kepentingannya sehingga bekerja lebih ringkas.
2) Seiton yaitu rapi. Menyimpan barang ditempat yang tepat yang telah ditentukan sehingga dapat cepat ditemukan pada waktu yang dibutuhkan.
3) Seiso yaitu resik. Barang-barang, peralatan dan lokasi kerja ataupun lingkungan kerja selalu dalam keadaan bersih.
4) Seiketsu yaitu rawat. Melakukan pengulangan kegiatan ringkas, rapi dan resik sebagai kebiasaan.
5) Shitsuke yaitu rajin. Kegiatan ringkas, rapi, resik, rawat dilaksanakan secara disiplin dan menjadi kebiasaan hidup atau menetap dalam diri kita.
Manfaat dari bekerja dengan budaya kerja seperti di atas adalah akan membuat tempat kerja menjadi lebih teratur dan efesien sehingga melakukan pekerjaan lebih mudah dan memberikan rasa senang. Untuk menjahit tangan seperti menjelujur, mensum atau memasang kancing, siapkanlah alat-alat yang sesuai dengan keperluan seperti jarum, kancing, benang, dan sebagainya. Semua alat dan bahan ini ditempatkan pada satu kotak, dan diletakan pada tempat tertentu. Bekerjalah pada tempat yang rapi dan bersih sehingga tidak ada kemungkinan pakaian ternoda. Bila akan mengepres pakaian, siapkanlah meja setrika dan letakkan dekat dengan colokan listrik atau stop kontak
Semoga bermanfaat ^-^
Kelim Som Mesin
Sumber artikel dari sini
Kelim som mesin ini adalah kelim yang bekasnya di bagian baik seperti som tangan tetapi dengan menggunakan mesin, caranya :
a) Pinggir kain dikelim dengan jelujur sesuai dengan yang diinginkan
b) Kemudian kelim dilipatkan dengan bagian keliman kebawah sebesar keliman yang disisakan biasanya 0.2 cm
c) Dijahit pada sisa keliman dengan cara sepatu mesin sedikit di angkat
d) Kemudian turunkan sepatu mesin dan jahit terus berulang-ulang sampai selesai
e) Kelim som dapat dijahit dengan memakai mesin serbaguna
f) Kelim som dapat juga dibuat dengan memakai mesin khusus untuk garmen.
g) Mensom bahan-bahan yang tebal dan untuk konveksi (garmen) agar pekerjaan lebih efektif dan efisien.
Semoga Bermanfaat ^-^
Kelim som mesin ini adalah kelim yang bekasnya di bagian baik seperti som tangan tetapi dengan menggunakan mesin, caranya :
a) Pinggir kain dikelim dengan jelujur sesuai dengan yang diinginkan
b) Kemudian kelim dilipatkan dengan bagian keliman kebawah sebesar keliman yang disisakan biasanya 0.2 cm
c) Dijahit pada sisa keliman dengan cara sepatu mesin sedikit di angkat
d) Kemudian turunkan sepatu mesin dan jahit terus berulang-ulang sampai selesai
e) Kelim som dapat dijahit dengan memakai mesin serbaguna
f) Kelim som dapat juga dibuat dengan memakai mesin khusus untuk garmen.
g) Mensom bahan-bahan yang tebal dan untuk konveksi (garmen) agar pekerjaan lebih efektif dan efisien.
Semoga Bermanfaat ^-^
Kelim Rol
Sumber artikel dari sini
Kelim ini biasanya digunakan pada kain yang agak tebal.
Dapat dibuat dengan dua cara :
a) Kelim yang dibuat dengan mesin serbaguna dengan memakai sepatu rol serta setikan zig-zag.
b) Kelim juga dapat dibuat dengan cara manual, dengan memakai jarum tangan dengan cara menggulung kecil tiras, kemudian dijahit dengan tusuk balut. Kegunaan adalah kelim rol untuk mengelim pinggiran kain yang tipis, pinggiran baju kerut/rimpel, ujung lengan pof, dan sebagainya.
Semoga bermanfaat ^-^
Kelim ini biasanya digunakan pada kain yang agak tebal.
Dapat dibuat dengan dua cara :
a) Kelim yang dibuat dengan mesin serbaguna dengan memakai sepatu rol serta setikan zig-zag.
b) Kelim juga dapat dibuat dengan cara manual, dengan memakai jarum tangan dengan cara menggulung kecil tiras, kemudian dijahit dengan tusuk balut. Kegunaan adalah kelim rol untuk mengelim pinggiran kain yang tipis, pinggiran baju kerut/rimpel, ujung lengan pof, dan sebagainya.
Semoga bermanfaat ^-^
Kelim Konveksi
Sumber artikel dari sini
Kelim konveksi yaitu kelim yang sering dipakai untuk menjahit pakaian konveksi, yaitu untuk keliman rok, blus, kemeja, ataupun kaki celanan. Caranya sama dengan kelim tindas tapi perbedaannya terletak pada tusukannya.
Tusukan kelim konveksi terdiri dari 2 baris yaitu di atas dan dibawah (double) dan lebarnya kurang lebih 1 cm.
Semoga bermanfaat ^-^
Kelim konveksi yaitu kelim yang sering dipakai untuk menjahit pakaian konveksi, yaitu untuk keliman rok, blus, kemeja, ataupun kaki celanan. Caranya sama dengan kelim tindas tapi perbedaannya terletak pada tusukannya.
Tusukan kelim konveksi terdiri dari 2 baris yaitu di atas dan dibawah (double) dan lebarnya kurang lebih 1 cm.
Semoga bermanfaat ^-^
Kelim Tindas
Sumber artikel dari sini
Kelim tindas yaitu kelim yang dijahit dengan mesin. Kelim ini biasa digunakan untuk kain yang agak tebal.
Cara mengerjakan kelim tindas adalah, kelim dilipitkan sesuai dengan keinginan dan dilipatkan kurang lebih 1 cm, kemudian ditindas dengan mesin, hasil tindasan hanya satu jahitan yaitu pada pinggir kelim.
Kelim ini biasanya dipakai untuk pinggiran kemeja, ujung kaki piyama, kaki celana, bawah rok, blus, dan sebagainya.
Semoga bermanfaat ^-^
Kelim tindas yaitu kelim yang dijahit dengan mesin. Kelim ini biasa digunakan untuk kain yang agak tebal.
Cara mengerjakan kelim tindas adalah, kelim dilipitkan sesuai dengan keinginan dan dilipatkan kurang lebih 1 cm, kemudian ditindas dengan mesin, hasil tindasan hanya satu jahitan yaitu pada pinggir kelim.
Kelim ini biasanya dipakai untuk pinggiran kemeja, ujung kaki piyama, kaki celana, bawah rok, blus, dan sebagainya.
Semoga bermanfaat ^-^
Kelim Palsu
Sumber artikel dari sini
Kelim palsu yaitu kelim untuk mengatasi masalah bila panjang kain tidak cukup untuk dibuat keliman, atau bahan yang terlalu tebal untuk dikelimkan, maka dibuat kelim palsu. Membuat kelim palsu yaitu dengan cara menyambungkan kain untuk kelim, kain yang digunakan bisa bahan yang sama atau bahan lain yang lebih tipis (jika bahan yang akan disambung terlalu tebal) tetapi warna kain penyambungnya sama dengan bahan pakaian.
Cara penggabungannya adalah:
Untuk kelim, kelim som, kelim sumsang, tusuk flanel dan kelim rompak di kerjakan dengan jarum tangan, tapi untuk merompok biasa dikerjakan dengan jahit mesin dan untuk mensom keduanya tetap dengan tangan.
Semoga bermanfaat ^-^
Kelim palsu yaitu kelim untuk mengatasi masalah bila panjang kain tidak cukup untuk dibuat keliman, atau bahan yang terlalu tebal untuk dikelimkan, maka dibuat kelim palsu. Membuat kelim palsu yaitu dengan cara menyambungkan kain untuk kelim, kain yang digunakan bisa bahan yang sama atau bahan lain yang lebih tipis (jika bahan yang akan disambung terlalu tebal) tetapi warna kain penyambungnya sama dengan bahan pakaian.
Cara penggabungannya adalah:
1.Ambil 2 lembar kain dgn panjang yang sama lebar yang beda.
2.Satukan 2 kain itu dengan cara stik mesin.
3.Obraslah kain yang berukuran lebar yang lebih pendek.
4.Lipatlah kain dengan menutup tiras yang sudah di stik mesin.
5.Kelimlah dengan tusuk feston pada bagian tiras yang sudah di obras. Untuk kelim, kelim som, kelim sumsang, tusuk flanel dan kelim rompak di kerjakan dengan jarum tangan, tapi untuk merompok biasa dikerjakan dengan jahit mesin dan untuk mensom keduanya tetap dengan tangan.
Semoga bermanfaat ^-^
Kelim Yang Dirompok
Sumber artikel dari sini
Kelim yang di rompok terutama untuk bahan yang tebal seperti jas, mantel, teknik pengerjaannya sama dengan disum, cuma tiras pinggirnya tidak dilipatkan tapi dirompok dengan bahan yang tipis agar tidak terlalu tebal, kemudian baru di sum.
Caranya :
Kelim yang di rompok terutama untuk bahan yang tebal seperti jas, mantel, teknik pengerjaannya sama dengan disum, cuma tiras pinggirnya tidak dilipatkan tapi dirompok dengan bahan yang tipis agar tidak terlalu tebal, kemudian baru di sum.
Caranya :
1.Satukan kain yang tebal dengan kain yang tipis, ukuran kain tipis ¼ kain yang tebal, dengan cara stik mesin
2.Lipatlah kain yang tipis dengan lebar yang sama.
3.Lalu lipat kearah dalam dengan menutupi tiras yang sudah di stik tadi sehingga menyatu dengan kain yang tebal.
4.Ujung lipatan tadi disatukan dengan cara kelim biasa.
Semoga bermanfaat ^-^
Teknik Kelim Tusuk Flanel
Sumber artikel dari sini
Kelim tusuk flanel yaitu kelim yang bahan pinggirnya di obras, tanpa melipatnya kedalam. Terutama dipakai untuk teknik pengerjaan yang kelimnya lebih rapi dan lebih berkualitas dan juga untuk bahan yang tebal, untuk rok, blus, ujung lengan dan sebagainya.
Caranya :
a) Dilipitkan pinggir rok, selebar yang dinginkan dan di bantu dengan jelujur
b) Dijahit dengan tusuk flanel yang satu diatas keliman tidak tembus sampai keluar dan yang satunya dibawah kelim dekat pinggir lipatan dengan langkah mundur;
c). Hasil dari bagian baik hanya tampak satu baris dengan jarak 0.5 cm
Semoga bermanfaat ^-^
Kelim tusuk flanel yaitu kelim yang bahan pinggirnya di obras, tanpa melipatnya kedalam. Terutama dipakai untuk teknik pengerjaan yang kelimnya lebih rapi dan lebih berkualitas dan juga untuk bahan yang tebal, untuk rok, blus, ujung lengan dan sebagainya.
Caranya :
a) Dilipitkan pinggir rok, selebar yang dinginkan dan di bantu dengan jelujur
b) Dijahit dengan tusuk flanel yang satu diatas keliman tidak tembus sampai keluar dan yang satunya dibawah kelim dekat pinggir lipatan dengan langkah mundur;
c). Hasil dari bagian baik hanya tampak satu baris dengan jarak 0.5 cm
Semoga bermanfaat ^-^
Teknik Kelim Sumsang
Sumber artikel dari sini
Kelim Sumsang
Teknik mengerjakan/caranya sama dengan mengelim, tapi beda kerjanya pada cara memasukkan jarumnya yaitu dua kali dalam satu lubang sehingga benangnya mati dan tidak mudah lepas. Jika ada yang putus kegunaan sama dengan mengelim.
Semoga bermanfaat ^-^
Kelim Sumsang
Teknik mengerjakan/caranya sama dengan mengelim, tapi beda kerjanya pada cara memasukkan jarumnya yaitu dua kali dalam satu lubang sehingga benangnya mati dan tidak mudah lepas. Jika ada yang putus kegunaan sama dengan mengelim.
Semoga bermanfaat ^-^
Teknik Mengelim Busana
Sumber artikel dari sini
Mengelim/lebar kelim bervariasi sesuai dengan model serta jenis bagian busana yang akan di kelim. Untuk bagian bawah busana lebar kelim berkisar dari 1 s.d 5 cm. Untuk gorden agar lebih seimbang lebar kelim 5 s.d 7 cm dan ada juga yang lebih lebar dari itu, yang penting ada keseimbangan antara lebar,panjang/tinggi gortden tersebut. Kelim dapat dilakukan dengan tangan dan dengan mesin, supaya hasil yang didapatkan lebih indah dan bagus kelim dapat dikerjakan dengan tangan.
Mengelim
Mengelim dipakai untuk bawah rok, blus, kebaya, ujung lengan dan sebagainya.
Untuk mengelim bagian-bagian busana tesebut di atas,
lebar kelim berkisar antara 3 s.d 5 cm,caranya:
a) Lipatkan pinggir rok sesuai lebar yang kita inginkan
b) Tirasnya dilipatkan kedalam lebih kurang 1 cm dan dibantu dengan jelujuran
c) Kemudian di sum dengan jarum, upayakan dalam lipatan betul-betul rata dan dijahit dengan jarum tangan.
Mengelim/menusukkan benang kebahan pada bagian bawah lebih kurang 3 helai benang, sehingga tidak kelihatan bekas tusukannya, cara ini dilakukan terus-menerus sampai selesai. Supaya hasilnya kuat dan hasil tusukan tidak gampang lepas lebih kurang setiap 6 langkah tusukan dimatikan agar tidak lepas.
Semoga bermanfaat ^-^
Mengelim/lebar kelim bervariasi sesuai dengan model serta jenis bagian busana yang akan di kelim. Untuk bagian bawah busana lebar kelim berkisar dari 1 s.d 5 cm. Untuk gorden agar lebih seimbang lebar kelim 5 s.d 7 cm dan ada juga yang lebih lebar dari itu, yang penting ada keseimbangan antara lebar,panjang/tinggi gortden tersebut. Kelim dapat dilakukan dengan tangan dan dengan mesin, supaya hasil yang didapatkan lebih indah dan bagus kelim dapat dikerjakan dengan tangan.
Mengelim
Mengelim dipakai untuk bawah rok, blus, kebaya, ujung lengan dan sebagainya.
Untuk mengelim bagian-bagian busana tesebut di atas,
lebar kelim berkisar antara 3 s.d 5 cm,caranya:
a) Lipatkan pinggir rok sesuai lebar yang kita inginkan
b) Tirasnya dilipatkan kedalam lebih kurang 1 cm dan dibantu dengan jelujuran
c) Kemudian di sum dengan jarum, upayakan dalam lipatan betul-betul rata dan dijahit dengan jarum tangan.
Mengelim/menusukkan benang kebahan pada bagian bawah lebih kurang 3 helai benang, sehingga tidak kelihatan bekas tusukannya, cara ini dilakukan terus-menerus sampai selesai. Supaya hasilnya kuat dan hasil tusukan tidak gampang lepas lebih kurang setiap 6 langkah tusukan dimatikan agar tidak lepas.
Semoga bermanfaat ^-^
Jumat, 18 November 2016
Tusuk Dasar Menjahit
Sumber artikel dari sini
Tusuk Dasar Menjahit
Tusuk dasar yaitu tusuk dengan menggunakan alat jarum tangan. Ada beberapa tusuk dasar yang biasa digunakan dalam menjahit busana, antara lain adalah sebagai berikut :
1. Tusuk Jelujur
Teknik membuat tusuk jelujur, yaitu dimulai dari kanan ke kiri, guna tusuk jelujur adalah untuk membuat jahitan menjadi sempurna. Tusuk jelujur dapat dibedakan menjadi 3 bentuk.
a. Tusuk jelujur biasa yaitu tusukan yang menggunakan jarak tidak sama.
b. Tusuk jelujur dengan jarak tertentu yaitu tusukan dengan jarak yang sama (konsisten) berguna untuk tusuk sementara pada smook.
c. Tusuk jelujur renggang yaitu tusukan dengan menggunakan sengkelik dengan spasi satu, tusukan jelujur renggang ini digunakan untuk tanda, dengan menggunakan benang rangkap yang nantinya digunting diantara tusukan tersebut sehingga meninggalkan jarak benang yang biasa dijadikan tanda dalam menjahit busana.
2. Tusuk Tikam Jejak
Tusuk tikam jejak yaitu tusuk jahitan dengan bentuk jika dilihat dari bagian atas tusuknya kelihatan seperti jahitan mesin dan bila dilihat dari bagian bawah tusukannya seperti jahitan rangkap. Jarak tusukan bagian bawah dua kali jarak tusukan bagian atas, teknik menjahitnya adalah dengan langkah maju sebelum melangkah mundur ke belakang dengan jarak yang sama, tusuk tikam jejak berguna untuk pengganti jahit mesin.
3. Tusuk Flanel
Tusuk flanel biasa digunakan untuk mengelim pinggiran busana yang diobras. Tusuk flannel sering digunakan, terutama untuk busana yang dibuat dari bahan yang harganya mahal, disamping itu tusuk flannel juga dapat digunakan sebagai hiasan, sebagai tusuk dasar dan sulaman bayangan, untuk sulaman bayangan dengan jarak yang lebih rapat (dirapatkan) dan dapat juga mengikuti motif dekonasi. Caranya, jelujur kain yang sudah diobras 3-4 cm langkah tusukannya mundur 0,75 cm turun kebawah, tusuk jarum kekanan selanjutnya mundur lagi 0,5 cm tusuk lagi ke atas seperti tusukan pertama demikian selterusnya sampai selesai. Untuk mendapatkan hasil tusukan yang halus pada bagian bawah busana (pada rok) atau dimanapun tusuk flannel digunakan, lakukan dengan halus/tipis waktu menusukkan jarum kebahan busana, dengan demikian hasil yang didapatkan juga halus dan tipis bila dilihat dari bagian balik (bagian buruk busana).
4. Tusuk Feston
Tusuk feston berfungsi untuk penyelesaian tiras seperti tiras lingkar kerung lengan atau pada pinggiran pakaian bayi. Tusuk feston juga dapat berfungsi sebagai hiasan bila benang yang digunakan adalah benang hias atau benang sulam dengan kombinasi warna yang serasi.
5. Tusuk Balut
Tusuk balut berfungsi untuk menyelesaikan tiras pada kampuh untuk klim rol. Tusuk balut juga dapat digunakan untuk penyelesaian pinggir teknik aplikasi. Teknik menjahitnya dimulai dari kiri ke kanan atau sebaliknya kanan kekiri kesan benang dari tusukan agak miring.
6. Tusuk Batang/Tangkai
Tusuk batang dibuat untuk hiasan, teknik menjahitnya dengan langkah mundur ± 0,5 cm dan mengaitkan 5 atau 6 benang pada bahan, jarum ditarik keluar akan menghasilkan tusuk tangkai dan seterusnya tusuk mundur lagi seperti yang pertama begitu seterusnya sampai selesai. Untuk membuat tangkai yang lebih besar maka jarak tusukan dirapatkan dan mengaitkan kain lebih banyak (besar).
7. Tusuk Rantai
Tusuk rantai fungsinya untuk membuat hiasan tekniknya dengan langkah maju, dengan memasukkan jarum dari bawah ke atas, kemudian tusukan kembali pada lubang tempat jarum dilingkarkan pada jarum, ditarik sehingga benang yang melingkar berada di lubang kedua selanjutnya jarum kembali menusuk lubang tempat jarum keluar dan ekor benang melingkar pada jarum seperti semula, begitu seterusnya sampai selesai dengan mengikuti motif hiasannya.
8. Tusuk Silang
Tusuk ini berfungsi untuk membuat hiasan. Teknik pengerjaannya dengan langkah sebagai berikut: dimulai dari kanan atas ke kiri bawah, terus kekanan bawah (tusukan pertama). Kemudian tusuk ke dua di mulai dari kanan bawah terus kekiri atas, letak tusukan sejajar baik tusukan bagian atas maupun tusukan bagian bawah, (tusukan yang terlihat menyilang diatas kain) dan seterusnya sampai selesai.
9. Tusuk Piguar
Tusuk piguar biasanya berfungsi untuk memasangkan bulu kuda pada jas atau mantel. Disamping itu tusuk piguar dapat juga digunakan sebagai tusuk hias pada busana atau lenan rumah tangga.
Semoga bermanfaat ^-^
Tusuk Dasar Menjahit
Tusuk dasar yaitu tusuk dengan menggunakan alat jarum tangan. Ada beberapa tusuk dasar yang biasa digunakan dalam menjahit busana, antara lain adalah sebagai berikut :
1. Tusuk Jelujur
Teknik membuat tusuk jelujur, yaitu dimulai dari kanan ke kiri, guna tusuk jelujur adalah untuk membuat jahitan menjadi sempurna. Tusuk jelujur dapat dibedakan menjadi 3 bentuk.
a. Tusuk jelujur biasa yaitu tusukan yang menggunakan jarak tidak sama.
b. Tusuk jelujur dengan jarak tertentu yaitu tusukan dengan jarak yang sama (konsisten) berguna untuk tusuk sementara pada smook.
c. Tusuk jelujur renggang yaitu tusukan dengan menggunakan sengkelik dengan spasi satu, tusukan jelujur renggang ini digunakan untuk tanda, dengan menggunakan benang rangkap yang nantinya digunting diantara tusukan tersebut sehingga meninggalkan jarak benang yang biasa dijadikan tanda dalam menjahit busana.
2. Tusuk Tikam Jejak
Tusuk tikam jejak yaitu tusuk jahitan dengan bentuk jika dilihat dari bagian atas tusuknya kelihatan seperti jahitan mesin dan bila dilihat dari bagian bawah tusukannya seperti jahitan rangkap. Jarak tusukan bagian bawah dua kali jarak tusukan bagian atas, teknik menjahitnya adalah dengan langkah maju sebelum melangkah mundur ke belakang dengan jarak yang sama, tusuk tikam jejak berguna untuk pengganti jahit mesin.
3. Tusuk Flanel
Tusuk flanel biasa digunakan untuk mengelim pinggiran busana yang diobras. Tusuk flannel sering digunakan, terutama untuk busana yang dibuat dari bahan yang harganya mahal, disamping itu tusuk flannel juga dapat digunakan sebagai hiasan, sebagai tusuk dasar dan sulaman bayangan, untuk sulaman bayangan dengan jarak yang lebih rapat (dirapatkan) dan dapat juga mengikuti motif dekonasi. Caranya, jelujur kain yang sudah diobras 3-4 cm langkah tusukannya mundur 0,75 cm turun kebawah, tusuk jarum kekanan selanjutnya mundur lagi 0,5 cm tusuk lagi ke atas seperti tusukan pertama demikian selterusnya sampai selesai. Untuk mendapatkan hasil tusukan yang halus pada bagian bawah busana (pada rok) atau dimanapun tusuk flannel digunakan, lakukan dengan halus/tipis waktu menusukkan jarum kebahan busana, dengan demikian hasil yang didapatkan juga halus dan tipis bila dilihat dari bagian balik (bagian buruk busana).
4. Tusuk Feston
Tusuk feston berfungsi untuk penyelesaian tiras seperti tiras lingkar kerung lengan atau pada pinggiran pakaian bayi. Tusuk feston juga dapat berfungsi sebagai hiasan bila benang yang digunakan adalah benang hias atau benang sulam dengan kombinasi warna yang serasi.
5. Tusuk Balut
Tusuk balut berfungsi untuk menyelesaikan tiras pada kampuh untuk klim rol. Tusuk balut juga dapat digunakan untuk penyelesaian pinggir teknik aplikasi. Teknik menjahitnya dimulai dari kiri ke kanan atau sebaliknya kanan kekiri kesan benang dari tusukan agak miring.
6. Tusuk Batang/Tangkai
Tusuk batang dibuat untuk hiasan, teknik menjahitnya dengan langkah mundur ± 0,5 cm dan mengaitkan 5 atau 6 benang pada bahan, jarum ditarik keluar akan menghasilkan tusuk tangkai dan seterusnya tusuk mundur lagi seperti yang pertama begitu seterusnya sampai selesai. Untuk membuat tangkai yang lebih besar maka jarak tusukan dirapatkan dan mengaitkan kain lebih banyak (besar).
7. Tusuk Rantai
Tusuk rantai fungsinya untuk membuat hiasan tekniknya dengan langkah maju, dengan memasukkan jarum dari bawah ke atas, kemudian tusukan kembali pada lubang tempat jarum dilingkarkan pada jarum, ditarik sehingga benang yang melingkar berada di lubang kedua selanjutnya jarum kembali menusuk lubang tempat jarum keluar dan ekor benang melingkar pada jarum seperti semula, begitu seterusnya sampai selesai dengan mengikuti motif hiasannya.
8. Tusuk Silang
Tusuk ini berfungsi untuk membuat hiasan. Teknik pengerjaannya dengan langkah sebagai berikut: dimulai dari kanan atas ke kiri bawah, terus kekanan bawah (tusukan pertama). Kemudian tusuk ke dua di mulai dari kanan bawah terus kekiri atas, letak tusukan sejajar baik tusukan bagian atas maupun tusukan bagian bawah, (tusukan yang terlihat menyilang diatas kain) dan seterusnya sampai selesai.
9. Tusuk Piguar
Tusuk piguar biasanya berfungsi untuk memasangkan bulu kuda pada jas atau mantel. Disamping itu tusuk piguar dapat juga digunakan sebagai tusuk hias pada busana atau lenan rumah tangga.
Semoga bermanfaat ^-^
Mengenal Kain Blacu
Artikel Diambil dari sini
Kain blacu atau kain blaco sering merupakan kain yang paling rendah kualitasnya. Biasanya dijual di pasaran dalam keadaan grey atau belum diputihkan. Kain blacu adalah kain dasar dari kain mori, yaitu kain tenun berwarna putih yang terbuat dari kapas dan biasanya dipakai sebagai bahan untuk membuat kain batik. Ada 2 jenis kain mori yaitu kain mori yang telah mengalami proses pemutihan atau bleaching dan kain mori yang belum diputihkan. Kain mori pernah pula amat populer sebagai bahan pakaian yaitu pada era 1960–1970-an. Untuk kain yang belum diputihkan tersebutlah yang juga disebut sebagai kain blacu (belacu).
Kain blaco ini sebagian besar sudah dihasilkan di dalam negeri. Kain blacu merupakan nama salah satu kain yang terbuat dari kapas sehingga sangat aman untuk digunakan. Kain blacu sendiri punya sifat fleksibel, sehingga bisa dibentuk dengan berbagai macam model. Blacu sendiri tidak memiliki warna, karena warna kain blacu adalah warna murni atau asli (belum mengalami pewarnaan atau pemutihan).
Kain blacu berbahan dasar kapas, untuk menjadi kain kapas harus melalui proses pemintalan atau bahasa asingnya spinning. Spinning merupakan proses untuk mengubah kapas menjadi benang. Setelah menjadi benang kemudian melalui proses soft winder atau penggulungan benang pintal. Setelah benang-benang tergulung kemudian masuk proses penenunan. Penenunan adalah proses mencetak benang menjadi lembaran-lembaran kain.
Beberapa pengusaha batik sendiri ada yang menenun dengan alat tenun bukan mesin. Kain blaco dalam pasaran tiap piece mempunyai ukuran lebar antara 30-43 inchi panjang 48 yard, sedang konstruksi anyamannya nomor benang lusi Ne1 34-20, pakan Ne1 34-20, tetal per inchi lusi 64-68, pakan 48-64. Selain berbahan dasar kapas, terdapat juga blacu dengan bahan rayon dan polyester.
Kain blacu dulu tidak banyak yang menggunakannya, dulu hanya digunakan sebagai bungkus tepung, gula ataupun beras. Sekarang seiring berkembangnya fashion dan gaya hidup go green kain blacu mulai dilirik oleh industri-industri tekstil. Pelaku bisnis souvenir terutama yang berbahan dasar kain sekarang ini mengembangkan kreasinya menggunakan kain blacu.
Kain blacu juga bisa menjadi salah satu alternative pengganti kantong plastik. Semakin meningkatnya isu global warming ternyata bisa menjadi ladang bisnis baru. Ancaman global warming membuat banyak orang sadar pentingnya menjaga lingkungan. Otomatis mereka harus mengurangi penggunaan benda yang bisa membuat semakin parah pemanasan global, misalnya dalam penggunaan kantong plastik. Salah satu cara mengatasinya adalah mencari alternative pengganti kantong plastik, yaitu menggunakan tas berbahan kain blacu. Saat ini kain blacu bukan hanya menjadi alternative pengganti tas plastik tapi sudah menjadi tren.
Kain blacu saat ini semakin banyak penggunaannya. Sekarang kita bisa menjumpai kain blacu digunakan sebagai tas, taplak meja, tempat tisu, sarung bantal, gorden, dan masih banyak lagi. Pemilihan bahan kain blacu dikarenakan harganya relatif murah dan warnanya pun natural sehingga bisa dikreasikan. Blacu sendiri bahan dasarnya dari kapas yang ringan dan mudah dibentuk berbagai produk. Kain blacu tentu sangat aman digunakan karena bahan dasaranya alami, serta dapat digunakan berulang kali.
Semoga bermanfaat ^-^
Mengenal Jaket Parasut
Sumber artikel dari sini
Merupakan jenis jaket yang memiliki banyak warna dan tekstur. Jenis jaket ini merupakan jenis spesial yang memiliki tekstur kusut . Membicarakan tentang jenis parasut, mungkin pembaca memiliki talaran langsung terhadap cabang olahraga tenjun payung. Istilah parasut sendiri merupakan istilah dari bahasa prancis “para” (melindungi) dan "chute" (jatuh). Jadi, parasut sebenarnya merupakan isitlah lain dari "perlindungan ketika jatuh".
Karakteristik utama dari jenis parasut ialah anti air (tidak semua jenis parasut juga anti air) jenis ini sangat cocok juga digunakan pada musim dingin ataupun musim hujan. Pada zaman dahulu jenis parasut terbuat dari bahan sutra, tetapi pada zaman ini jenis kain parasut memiliki varian yang lebih modern seiring perkembangan zaman, sebagai contoh ada yang dari bahan polyester dan bahan nilon. Ada yang dilapisi dakron ataupun satin sebagai puring pada bagian dalam agar terasa hangat dan nyaman. Bentuk puring dalamnya pun bermacam macam ada yang berbentuk jaring adapula yang berbentuk full tergantung jenis jaket parasut yang sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing.
Semoga bermanfaat ^-^
Teknik Penyimpanan Busana
Sumber artikel dari sini
Penyimpanan busana sangat diperlukan agar busana tidak rusak oleh ngengat, tempat penyimpanan diberi kamper. Busana yang disimpan dalam lemari ada yang dilipat, ada yang digantung seperti jas, pakaian kerja dan sebagainya. Khusus untuk pakaian-pakaian mewah seperti kebaya wanita yang terbuat dari tile (yang lemas) dan dihiasi dengan payet-payet jangan digantung karena akan mengakibatkan pakaian berubah ukuran menjadi lebih panjang. Tetepi sebaliknya penyimpanan selendang yang berjambul harus digantung, supaya jambulnya tidak berobah bentuk.
Penyimpanan kain songket tidak digantung dan tidak dilipat, tetapi digulung dan dibalut dengan kertas koran/kertas pola lalu dimasukan kedalam plastik yang diberi kamper. Pengemasan pakaian dalam lemari hendaklah sejenis pada tiap bagian lemari agar kelihatan rapi dan lebih mudah mencarinya. Dianjurkan sekali seminggu lemari dibuka atau di anginkan agar tidak pengap dan tidak lembab.
Semoga bermanfaat ^-^
Penyimpanan busana sangat diperlukan agar busana tidak rusak oleh ngengat, tempat penyimpanan diberi kamper. Busana yang disimpan dalam lemari ada yang dilipat, ada yang digantung seperti jas, pakaian kerja dan sebagainya. Khusus untuk pakaian-pakaian mewah seperti kebaya wanita yang terbuat dari tile (yang lemas) dan dihiasi dengan payet-payet jangan digantung karena akan mengakibatkan pakaian berubah ukuran menjadi lebih panjang. Tetepi sebaliknya penyimpanan selendang yang berjambul harus digantung, supaya jambulnya tidak berobah bentuk.
Penyimpanan kain songket tidak digantung dan tidak dilipat, tetapi digulung dan dibalut dengan kertas koran/kertas pola lalu dimasukan kedalam plastik yang diberi kamper. Pengemasan pakaian dalam lemari hendaklah sejenis pada tiap bagian lemari agar kelihatan rapi dan lebih mudah mencarinya. Dianjurkan sekali seminggu lemari dibuka atau di anginkan agar tidak pengap dan tidak lembab.
Semoga bermanfaat ^-^
Cara Pengemasan Busana
Sumber artikel dari sini
Kemasan merupakan tampilan terakhir dari busana untuk diserahkan pada konsumen bila ini merupakan pesanan. Sebelum dikemas terlebih dahulu diberi label yang merupakan keterangan atau isyarat untuk perawatan busana tersebut. Bentuk kemasan yang baik mestinya sudah dirancang sebelumnya.
Rancangan kemasan harus disesuaikan dengan bentuk produk dan tampilan yang diinginkan seperti untuk kemasan pakaian jadi dengan produksi massal memakai kemasan plastik transparan atau kotak plastik seperti kemasan untuk kemeja. Untuk kemasan jas atau pakaian pengantin lainnya kemasan dengan gantungan yang dilengkapi dengan sarung/plastiknya.
Fungsi kemasan disini adalah untuk keamanan, untuk keindahan penampilan, dan untuk promosi. Dalam perancangan kemasan ketiga unsur di atas perlu dipertimbangkan. Makin tinggi kwalitas produk makin mewah pada kemasannya.
Semoga bermanfaat ^-^
Kemasan merupakan tampilan terakhir dari busana untuk diserahkan pada konsumen bila ini merupakan pesanan. Sebelum dikemas terlebih dahulu diberi label yang merupakan keterangan atau isyarat untuk perawatan busana tersebut. Bentuk kemasan yang baik mestinya sudah dirancang sebelumnya.
Rancangan kemasan harus disesuaikan dengan bentuk produk dan tampilan yang diinginkan seperti untuk kemasan pakaian jadi dengan produksi massal memakai kemasan plastik transparan atau kotak plastik seperti kemasan untuk kemeja. Untuk kemasan jas atau pakaian pengantin lainnya kemasan dengan gantungan yang dilengkapi dengan sarung/plastiknya.
Fungsi kemasan disini adalah untuk keamanan, untuk keindahan penampilan, dan untuk promosi. Dalam perancangan kemasan ketiga unsur di atas perlu dipertimbangkan. Makin tinggi kwalitas produk makin mewah pada kemasannya.
Semoga bermanfaat ^-^
Teknik Penyetrikaan Pada Busana
Sumber artikel dari sini
Penyeterikaan dan prengepresan pakaian jadi dengan tujuan menambah kerapian dan keindahan. Langkah kerja hendaklah disesuaikan dengan desain busana, seperti contoh berikut:
a. Penyetrikaan kemeja terlebih dahulu di setrika bagian kerah kemudian lengan dan sebagainya. Untuk kemeja lengan pendek dapat disetrika dengan melanjutkan garis bahu kelengan, tetapi untuk kemeja lengan panjang dengan menyetrika mengikuti garis belahan manset lengan.
b. Untuk penyetrikaan celana dengan cara mendempetkan kampuh sisi luar dengan sisi dalam lalu dipress berarti patahannya ditengah muka dan tengah belakang pipa celana. (cara ini dilakukan untuk celana yang kampuhnya terbuka)
c. Pakaian wanita seperti rok pada saat proses menjahit, kampuh dan lipit-lipitnya sudah dilakukan pengepresan, sedangkan untuk penyetrikaan akhir, cara pertama adalah menyetrika secara keseluruhan, kemudian bagian pinggang, bagian kelim, khusus untuk pakaian kerja, baju kurung dan blus yang mempunyai lengan licin (lengan suai) penyetrikaan lengan tanpa patahan dari puncak lengan tetapi patahannya sama dengan lengan kemeja lengan panjang.
d. Pakaian anak-anak seperti gaun, atau rok yang kembang/berkerut, di seterika dengan mengembangkan dan jangan didempetkan kerutannya.
Semoga bermanfaat ^-^
Penyeterikaan dan prengepresan pakaian jadi dengan tujuan menambah kerapian dan keindahan. Langkah kerja hendaklah disesuaikan dengan desain busana, seperti contoh berikut:
a. Penyetrikaan kemeja terlebih dahulu di setrika bagian kerah kemudian lengan dan sebagainya. Untuk kemeja lengan pendek dapat disetrika dengan melanjutkan garis bahu kelengan, tetapi untuk kemeja lengan panjang dengan menyetrika mengikuti garis belahan manset lengan.
b. Untuk penyetrikaan celana dengan cara mendempetkan kampuh sisi luar dengan sisi dalam lalu dipress berarti patahannya ditengah muka dan tengah belakang pipa celana. (cara ini dilakukan untuk celana yang kampuhnya terbuka)
c. Pakaian wanita seperti rok pada saat proses menjahit, kampuh dan lipit-lipitnya sudah dilakukan pengepresan, sedangkan untuk penyetrikaan akhir, cara pertama adalah menyetrika secara keseluruhan, kemudian bagian pinggang, bagian kelim, khusus untuk pakaian kerja, baju kurung dan blus yang mempunyai lengan licin (lengan suai) penyetrikaan lengan tanpa patahan dari puncak lengan tetapi patahannya sama dengan lengan kemeja lengan panjang.
d. Pakaian anak-anak seperti gaun, atau rok yang kembang/berkerut, di seterika dengan mengembangkan dan jangan didempetkan kerutannya.
Semoga bermanfaat ^-^
Teknik Pengepresan Pada Garmen
Sumber artikel dari sini
Untuk mendapat kwalitas produk pakaian yang baik dengan proses yang baik pula. Salah satunya teknik mempress atau pressing ada dua tahap pengepressan
A. Pengepressan Antara
Pengepressa antara yaitu pada saat proses penjahit dilakukan pressing pada bagian-bagian pakaian yaitu setiap langkah menjahit di press seperti:
1) Pengepressan kampuh yaitu kampuh bahu dan kampuh sisi, setelah bahu dan sisi disambungkan.
2) Pengepressan lipit seperti lipit pantas dan lipit-lipit lainya bila ada.
3) Pengepressan lapisan (Interlining) pada tengah muka, depun, krah dan sebagainya.
4) Pengepressan komponen-komponen seperti tutup kantong sebelum dipasangkan dan persiapan bagianbagian lainnya.
B. Pengepressan Akhir
Pengepressan akhir yaitu pengepressan yang dilakukan pada saat pakaian sudah siap (sudah jadi). Ini dapat dikerjakan dengan sterika press dan untuk di garmen dengan produksi yang besar dengan "Stream Doily atau stream tunnel"
Semoga bermanfaat ^-^
Untuk mendapat kwalitas produk pakaian yang baik dengan proses yang baik pula. Salah satunya teknik mempress atau pressing ada dua tahap pengepressan
A. Pengepressan Antara
Pengepressa antara yaitu pada saat proses penjahit dilakukan pressing pada bagian-bagian pakaian yaitu setiap langkah menjahit di press seperti:
1) Pengepressan kampuh yaitu kampuh bahu dan kampuh sisi, setelah bahu dan sisi disambungkan.
2) Pengepressan lipit seperti lipit pantas dan lipit-lipit lainya bila ada.
3) Pengepressan lapisan (Interlining) pada tengah muka, depun, krah dan sebagainya.
4) Pengepressan komponen-komponen seperti tutup kantong sebelum dipasangkan dan persiapan bagianbagian lainnya.
B. Pengepressan Akhir
Pengepressan akhir yaitu pengepressan yang dilakukan pada saat pakaian sudah siap (sudah jadi). Ini dapat dikerjakan dengan sterika press dan untuk di garmen dengan produksi yang besar dengan "Stream Doily atau stream tunnel"
Semoga bermanfaat ^-^
Kriteria Pola Busana Yang Baik
Sumber artikel dari sini
Kualitas pola pakaian akan ditentukan oleh beberapa hal, di antaranya adalah:
1) ketepatan dalam mengambil ukuran tubuh si pemakai, hal ini mesti didukung oleh kecermatan dan ketelitian dalam menentukan posisi titik dan garis tubuh, serta menganalisa posisi titik dan garis tubuh si pemakai;
2) kemampuan dalam menentukan kebenaran garis-garis pola, seperti garis lingkar kerung lengan, garis lekuk leher, bahu, sisi badan, sisi rok, bentuk lengan, kerah, dan lain sebagainya, untuk mendapatkan garis pola yang luwes mesti memiliki sikap cermat dan teliti dalam melakukan pengecekan ukuran;
3) ketepatan memilih kertas untuk pola, seperti kertas dorslag, kertas karton manila, atau kertas koran;
4) kemampuan dan ketelitian memberi tanda dan keterangan setiap bagian-bagian pola, misalnya tanda pola bagian muka dan belakang, tanda arah benang/serat kain, tanda kerutan atau lipit, tanda kampuh dan tiras, tanda kelim, dan lain sebagainya;
5) kemampuan dan ketelitian dalam menyimpan dan mengarsipkan pola. Agar pola tahan lama sebaiknya disimpan di tempat-tempat khusus seperti rak dan dalam kantongkantong plastik, diarsipkan dengan memberi nomor, nama dan tanggal, serta dilengkapi dengan buku katalog.
Semoga bermanfaat ^-^
Kualitas pola pakaian akan ditentukan oleh beberapa hal, di antaranya adalah:
1) ketepatan dalam mengambil ukuran tubuh si pemakai, hal ini mesti didukung oleh kecermatan dan ketelitian dalam menentukan posisi titik dan garis tubuh, serta menganalisa posisi titik dan garis tubuh si pemakai;
2) kemampuan dalam menentukan kebenaran garis-garis pola, seperti garis lingkar kerung lengan, garis lekuk leher, bahu, sisi badan, sisi rok, bentuk lengan, kerah, dan lain sebagainya, untuk mendapatkan garis pola yang luwes mesti memiliki sikap cermat dan teliti dalam melakukan pengecekan ukuran;
3) ketepatan memilih kertas untuk pola, seperti kertas dorslag, kertas karton manila, atau kertas koran;
4) kemampuan dan ketelitian memberi tanda dan keterangan setiap bagian-bagian pola, misalnya tanda pola bagian muka dan belakang, tanda arah benang/serat kain, tanda kerutan atau lipit, tanda kampuh dan tiras, tanda kelim, dan lain sebagainya;
5) kemampuan dan ketelitian dalam menyimpan dan mengarsipkan pola. Agar pola tahan lama sebaiknya disimpan di tempat-tempat khusus seperti rak dan dalam kantongkantong plastik, diarsipkan dengan memberi nomor, nama dan tanggal, serta dilengkapi dengan buku katalog.
Semoga bermanfaat ^-^
Langganan:
Postingan (Atom)