Kamis, 17 November 2016

Baju Sangkarut Pakaian Adat Kalimantan Tengah

Baju sangkarut adalah pakaian rompi yang kerap digunakan saat berperang atau saat upacara adat pernikahan. Kata sangka berarti pembatas memiliki filosofi bahwa baju ini dapat membatasi dan menangkal setiap gangguan roh halus yang akan datang pada tubuh pemakainya. 

Baju sangkarut dapat dibuat dari kulit nyamu atau kulit lemba. Kulit dari tumbuhan pinang puyuh ini memang banyak ditemukan di ekosistem hutan hujan tropis seperti di hutan Kalimantan. Kulit nyamu memiliki struktur yang keras dengan serat yang cukup banyak sehingga dapat dirajut dan dibentuk seperti rompi. Selain dari bahan tersebut, pakaian adat Kalimantan Tengah ini juga dapat dibuat dari bahan daun nenas dan serat tengang. 

Hiasan Rompi Sangkarut 

Rompi sangkarut umumnya akan dihiasi dengan lukisan dari cat alami atau dengan beragam pernik, seperti tempelan kulit trenggiling, kancing, manik-manik, kancing, uang logam, atau benda-benda lainnya yang dipercaya mempunyai kekuatan magis (azimat). 

Rompi sangkarut akan dikenakan bersama bawahan berupa cawat dan beragam kelengkapan perang lainnya berupa senjata tradisional seperti tombak, mandau, dan perisai. Beragam jenis kalung dari tulang hewan atau logam juga dikenakan oleh pemakai pakaian adat Kalimantan Selatan ini. 

Keberadaan rompi sangkarut saat ini sudah semakin sedikit. Masyarakat Dayak Ngaju yang mulai mengenal ilmu tekstil telah beralih ke jenis pakaian lain yang lebih nyaman digunakan. Gambar paling atas adalah foto dari seorang Dayak Ngaju yang mengenakan rompi sangkarut yang berhasil dipotret terakhir kali oleh seorang peneliti Belanda di tahun 1912.

Sumber: http://adat-tradisional.blogspot.com/2016/05/pakaian-adat-kalimantan-tengah-nama.html
Disalin dari Blog Adat Tradisional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar