Para pria Melayu Jambi mengenakan lacak atau penutup kepala yang terbuat dari kain beludru merah yang di bagian dalamnya diberi kertas karton. Pemberian kertas karton dimaksudkan agar kain dapat ditegakan menjulang tinggi ke atas. Sebagai hiasan, lacak umumnya akan dilengkapi dengan flora, yaitu tali runci di sisi kiri dan bungo runci di sisi kanan. Bungo runci ini dapat berupa bunga asli maupun bunga tiruan.
Adapun untuk bajunya, para pria akan mengenakan baju kurung tanggung. Dinamakan demikian karena baju ini memiliki lengan yang tanggung, panjangnya lebih dari siku tapi tidak sampai ke pergelangan tangan. Penggunaan lengan semacam ini memiliki filosofi bahwa pria Melayu Jambi harus tangkas dan cekatan saat bekerja.
Sama seperti lacak, baju kurung pun dibuat dari bahan kain beludru. Sebagai hiasan, baju ini dilengkapi dengan sulaman benang emas dengan motif kembang bertabur (tagapo) dan kembang melati di bagian tengah, dan motof kembang berangkai dan pucuk rebung di bagian sisinya. Penggunaan motif sulaman benang emas ini memiliki filosofi bahwa tanah Melayu adalah tanah yang kaya dan subur.
Sebagai celana, para pria akan menggunakan cangge atau celana biasa yang terbuat dari bahan beludru juga. Sebagai pelengkap, sarung songket dililitkan ke pinggul. Untuk menguatkan ikatan sarung, sabuk kuningan akan dipasang melingkar di pinggul sekaligus sebagai tempat menyelipkan keris yang menjadi senjata tradisional Jambi.
Selain perlengkapan-perlengkapan tersebut, pakaian adat Jambi untuk pria juga dilengkapi dengan beberapa aksesoris di antaranya tutup dada yang berbentuk seperti bunga teratai. Gelang kilat bahu berwarna emas atau perak yang berlukiskan naga, selendang tipis merah jambu dengan rumbai-rumbai kuning di bagian ujungnya, serta selop sebagai alas kaki.
Sumber: http://adat-tradisional.blogspot.com/2016/05/pakaian-adat-jambi-gambar-keterangan.html
Disalin dari Blog Adat Tradisional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar