Selasa, 15 November 2016

Konstruksi Bahan Pelapis Pakaian

Sumber artikel dari sini

Konstruksi Bahan Pelapis
  1. Lapisan Bawah (Underlining)
    Underlining memiliki ciri-ciri bobot yang relatif stabil dan ringan sampai yang sedang, dengan penyempurnaan yang lembut, sedang, dan gemersik (crisp).
    Contoh underlining adalah : sutra cina, organdi, organza, muslin, batiste, tula, rayon, tricot ringan (untuk rajutan), dan sebagainya.
    Adapun contoh underlining dapat ditunjukkan dengan gambar berikut :
    Lapisan Bawah (Underlining)
  2. Lapisan Dalam (Interfacing)
    Interfacing terbuat dari bermacam-macam bahan yang berbeda, dengan konstruksi dan penyempurnaan yang berbeda pula. Interfacing dibagi menjadi 3 (tiga) bagian berdasarkan konstruksinya, yaitu :
    • Tenunan (woven)
      Lapisan ini memiliki tenunan yang arah seratnya memanjang dan saling mengikat. Penggunaan sebaiknya mengikuti arah serat, karena akan membentuk pakaian lebih bagus dan stabil.
    • Bukan Tenunan (non-woven)
      Lapisan ini pembuatannya dilakukan dengan cara dikempa, sehingga tidak memiliki arah serat. Interfacing yang tidak ditenun biasanya lebih keras daripada yang ditenun.
    • Rajutan (knit)
      Lapisan ini memiliki konstruksi kain yang berbeda dengan kain tenun. Pada umumnya, elastisitas kemuluran bahan rajut lebih tinggi dari bahan tenun.

Semoga bermanfaat ^-^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar