Berbeda dengan aesan gede, aesan pasangko dianggap sebagai pakaian adat Palembang yang mencirikan keanggunan. Gaya busana laki-laki dalam aesan asangko biasanya berupa penggunaan songket lepus sulam emas, selempang songket, jubah dengan motif taburan bunga emas, seluar atau celana, dan sebuah songkok emas yang dikenakan di kepala. Sementara gaya busana perempuannya berupa baju kurung (dodot) merah yang bertabur motif bintang emas, teratai penutup dada, mahkota aesan paksangko sebagai penutup kepala, dan kain songket bersulam emas.
Kain tenun songket adalah kain tentun khas Sumatera Selatan. Kain ini terbuat dari benang emas yang ditenun membentuk motif-motif tertentu. beberapa motif di antaranya adalah lepus, bunga inten, jando beraes, tretes midar, kembang suku hijau, pulir biru, bungo cino, dan motif bunga pacik.
Baik aesan gede maupun aesan paksangkong, saat ini umumnya hanya digunakan saat upacara perkawinan saja. Pengantin pria dan pengantin wanita dihias bersama pakaian adat Palembang tersebut sedemikian rupa sehingga layaknya seperti seorang raja dan ratu.
Sumber: http://adat-tradisional.blogspot.com/2016/05/pakaian-adat-palembang-sumatera-selatan.html
Disalin dari Blog Adat Tradisional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar