Sejarah kerajaan Ternate dan Tidore di masa silam masih meninggalkan sebuah aturan bagi sultan dan permaisuri kerajaan untuk mengenakan pakaian kebesarannya. Pakaian untuk sultan bernama Manteren Lamo. Pakaian adat Maluku Utara ini terdiri dari jas tertutup berwarna merah dengan 9 kancing besar yang terbuat dari perak, dan ujung tangan, leher, serta saku jas bagian luar dihiasi dengan bordir dan pernik keemasan. Warna merah pada jas melambangkan keperkasaan dan kekuasaan sang sultan. Pakaian ini dikenakan dengan bawahan celana panjang berwarna hitam dan tutup kepala atau destar khusus seperti yang dapat dilihat pada gambar di atas.
Pakaian istri sultan atau sang permaisur bernama Kimun Gia. Pakaian ini adalah kebaya yang dibuat dari kain satin putih yang dipadukan dengan bawahan berupa kain songket yang diikat dengan ikat pinggang emas. Selain itu, permaisuri juga akan mengenakan aksesoris lainnya sebagai pernik hiasan. Akeseoris tersebut antara lain selendang, konde pada sanggul, kalung, serta bros dan peniti yang dibuat dari berlian, intan, atau emas.
Sumber: http://adat-tradisional.blogspot.com/2016/07/pakaian-adat-maluku-utara.html
Disalin dari Blog Adat Tradisional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar