Proses pembuatan kain tenun lurik khas Klaten ini membutuhkan waktu yang cukup panjang. Butuh ketelatenan, kesabaran, dan ketelitian agar dihasilkan kain lurik yang berkualitas. Diawali dari benang putih yang dibeli oleh pengrajin, diolah dengan beberapa tahap sehingga akhirnya terciptalah kain lurik nan cantik.
Ada sekitar lima tahap yang harus dilakukan hingga memperoleh selembar tenun lurik. Untuk tahap pertama adalah proses pencelupan warna. Kain lurik tersusun atas helaian-helaian benang berwarna. Sebelum benang tersebut ditenun, benang harus diberi warna terlebih dahulu sesuai keinginan.
Dulu para pengrajin menggunakan pewarna alami dari tumbuhan. Namun saat ini sepertinya sudah digunakan pewarna tekstil seperti pada umumnya. Jika benang sudah melalui tahap pewarnaan, kemudian benang dijemur sampai kering. Benang yang sudah kering masuk pada tahap penggulungan.
Tahap ketiga yaitu penataan benang sesuai dengan motif atau dinamakan sekir. Tahap inilah yang paling sulit diantara semua tahapan. Anda harus benar-benar teliti karena setiap kain lurik mempunyai rumus motif yang berbeda-beda. Pintalan benang yang sudah digulung diurai kembali hingga menyerupai motifnya. Untuk kain lurik selebar 70 cm dibutuhkan 2100 helai benang.
Tahap keempat adalah memindahkan desain motif ke alat tenun, atau biasa disebut dengan nyucuk. Benang-benang berwarna yang sudah melalui proses sekir kemudian dipindahkan satu per satu pada alat tenun. Proses ini harus dilakukan oleh dua orang, orang pertama memilah benang dan menyerahkan pada orang kedua. Orang kedua inilah yang bertugas memasukkan benang dalam sisir tenun. Jika semua benang sudah masuk dalam sisir tenun, berarti benang sudah siap untuk ditenun.
Semoga bermanfaat ^-^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar